🌕 Keluarga Habib Hasan Baharun

iniadalah Biografi Dr. KH. Habib Segaf bin Hasan bin Ahmad Baharun, S.H.I., M.H.I. Nama lengkap beliau adalah Dr. KH. Habib Segaf Baharun, M.H.I. Lahir pada hari Jumat, tanggal 7 juni 1974. Merupakan anak kedua dari Habib Hasan Baharun, pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah / Pon Pes Dalwa Bangil , Pasuruan. Sekitartahun 80-an Habib Hasan merawuhkan Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki ke Raudlatul Ulum 1 bersama keluarga kami. Baca juga: Indonesia Berhak Bangga Berkat 2 Ulama Ahli Tafsir Ini Pada umrah 2015 lalu saya berjumpa dengan Habib Segaf, putra kedua Habib Hasan Baharun (beliau lahir di Ganjar) saat miqat di Bir Ali, dan sama-sama berpakaian KepergianHabib Hasan Baharun membuat orang-orang disekelilingnya berkabut baik keluarga, santri serta masyarakat, Pasuruan kehilangan tokoh yang sangat berpengaruh tersebut. Habib Hasan Baharun mewariskan ilmu yang dimilikinya dengan meninggalkan bangunan pondok pesantren Darullughah Waddakwah sebagai tempat untuk memperdalami ilmu-ilmu agama Postedon April 30, 2015 April 30, 2015 by Habib Segaf Baharun Istihadhoh adalah hal yang sering dialami oleh sebagian wanita, yaitu darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada masa haid dan bukan pula karena melahirkan, dan umumnya darah ini keluar ketika sakit, sehingga sering disebut sebagai darah penyakit. HabibHusein bin Hasan baharun; Habib Ali bin Hasan Baharun; Ustadz Ismail Ayyub; Khutbah Jumat Singkat. Download Teks Khutbah Jumat PDF; Khutbah Idul Fitri; Cerpen; Download; Grup Wa / Telegram. Grup Teks Khutbah Jumat; Mohon maaf sebelumnya karena sekitar 3 minggu ini keluarga lagi sakit secar 5WpI. Sidoarjo, NU Online Jatim Habib Segaf bin Hasan Baharun menyampaikan mauidhah hasanah pada acara walimutul ursy Gus Shohibul Burhan putra Wakil Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jatim, KH Agoes Ali Mashuri yang menikah dengan Ning Iftitakhurrahmah, Ahad 12/03/2023 di Pesantren Progresif Bumi Shalawat Tulangan, Sidoarjo. Habib Segaf bin Hasan Baharun mengibaratkan rumah tangga sebagai sebuah sejarah dan catatan yang ditorehkan langsung oleh Allah dan tidak ada seorangpun yang bisa menolaknya. “Barometer kehidupan kita mulia atau tidak bukan tetangga melainkan keluarga sendiri. Kalau orang tua sudah mengatakan kamu adalah anak yang terbaik, istri mengatakan kamu suami yang terbaik berarti kamu memang mulia di sisi Allah SWT,” katanya. Pengasuh Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan ini mengungkapkan Islam menganjurkan umatnya untuk sering membuat pertemuan seperti walimatul ursy. “Dalam hadits Nabi dijelaskan, barang siapa yang menikah dan menikahkan maka mereka yang melakukannya dan menyaksikannya akan mendapat ridha Allah yang besar,” ungkapnya. Oleh karenanya dianjurkan setiap walimah pernikahan untuk mengundang para shalihin, habaib dan ulama tiada lain untuk mendapat barakah doa dan restu darinya. Di mana berjumpa habaib dan ulama merupakan sebuah anjuran Nabi Muhammad SAW supaya kebaikan Nabi menular kepada setiap umatnya. “Karena ulama dan habaib inilah menurut Syaikh Ali Jum’ah karunia Nabi Muhammad turun dan menyebar luas sampai pada akhir zaman,” tandasnya. Buletin Islam Bangil, Jika anda pernah berkunjung ke kawasan Raci, Bangil, Pasuruan, anda bisa melihat sebuah pesantren yang berdiri megah di kawasan Hasan Baharun, Foto; IstimewaPesantren yang berdiri megah itu, berada di kawasan Pier Pasuruan, atau sekitar 1 Km dari pasar Waddakwah, nama pesantren yang didirkan oleh Habib hasan bin Ahmad Baharun, sosok ulama kharismatik yang kini memiliki ribuan pesantren dari seluruh penjuru sosok Habib hasan Baharun? berikut ini kami bagikan profil Lahir Habib Hasan BaharunHabib Hasan bin Ahmad Baharun, adalah seorang Ulama yang lahir di Pulau Kecil Madura, tepatnya di Sumenep pada 11 Juni dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah yang terletak di Desa Raci, Bangil, Pasuruan Jawa Hasan bin Ahmad Baharun merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan Habib Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar Baharun dengan Fathmah binti masih kecil, Beliau sudah ditanamkan kedisiplinan dan kesederhanaan oleh kedua orang tuanya hingga mengantarkan Habib Hasan menjadi sosok yang berakhlaq tinggi dan pribadinya dipenuhi sifat-sifat Pendidikan Habib Hasan BaharunSelain mendapat didikan langsung dari kedua orangtuanya, Habib Hasan juga menempuh pendidikan dasar di Madrasah Makarimal Akhlaq, juga berguru pada sang kakek, yaitu Ustadz Ahmad bin Muhammad Hasan juga menimba ilmu dari paman-pamannya sendiri seperti, Ustadz Ustman bin Ahmad Bakhabazi dan Umar bin Ahmad menamatkan Madrasah, Habib Hasan melanjutkan pendidikan ke PGA di Sumenep, namun hanya sampai kelas 4. Beliau kemudian melanjutkan sekolah menengah SMEA di kota pahlawan itu, Beliau juga berguru pada Habib Umar Ba’agil. Selain belajar ilmu agama, Habib Hasan sejak usia remaja telah menjadi seorang aktivis gerakan aktif di Persatuan Pelajar Indonesia PPI dan Pandu Fatah Al-Islam di Da’wah Habib Hasan BaharunSetamat dari SMEA, Beliau mengikuti ayahnya berdakwah dan sembari berdagang ke Pulau ustadz Hasan Baharun dikenal sebagai keluarga yang ramah dan suka membantu siapa ada orang yang tidak mampu membayar hutangnya, maka disuruh membayar semampunya, bahkan tak jarang dibebaskan dari seluruh 1966, Beliau merantau ke Pontianak dan mulai berdakwah dari satu desa ke desa yang selama berdakwah ia selalu membawa seperangkat pengeras suara agar tidak merepotkan masyarakat dan kebetulan saat itu alat pengeras suara masih sangat juga membawa tabir kain pemisah untuk menghindari terjadinya ikhtilat pencampuran antara laki-laki dan perempuan dalam setiap pertemuan yang ia berdakwah, Habib Hasan aktif di partai Nahdlatul Ulama. Ia dikenal sebagai juru kampanye jurkam yang berani dan tegas dalam menyampaikan ia sempat diperiksa dan ditahan oleh aparat keamanan. Pada saat itu, masyarakat akan melakukan demostrasi besar-besaran apabila tidak jaminan dan bantuan salah satu pamannya, akhirnya Habib Hasan tahun 1970, atas permintaan dan perintah dari ibunya ia pulang ke ia masih sempat berdakwah ke Pontianak dan mengajar bahasa arab di Pesantren Gondanglegi Malang.Selain itu, ia juga mengajar di pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Salafiyah Asy-Syafi’iyah Asembagus, Situbondo, Langitan Tuban dan Habib Hasan Bahrun Tentang Bahasa ArabHabib Hasan bin Ahmad Baharun dari masa mudanya telah memiliki rasa cinta untuk menyebarluaskan bahasa Arab Niat beliau tidak lain adalah kecintaan dan menjalankan perintah Nabi Muhammad saw sebagaimana sabdanya, ”Belajarlah kalian bahasa Arab dan ajarkanlah kepada umat manusia.”Baca Juga Dalil Muslim, Kitab Wirid dan Doa Susunan Habib Hasan BaharunSumbangsih Habib Hasan terhadap dunia Bahasa Arab bisa kita lihat dalam karya–karya tulisnya, antara lainKamus Al-Ashriyah Kamus Modern,Kitab Muhawarah I,Kitab Muhawarah II, Al-Af’al Al-YaumiyyahAl-Asma yang dikarangnya itu merupakan kitab-kitab yang cukup populer di dunia pesantren dan perguruan tinggi Singkat Pendirian Pesantren DalwaDari Kecintaan Habib Hasan Baharun terhadap Bahasa Arab akhirnya Habib Hasan bin Ahmad Baharun mendirikan pesantren tepatnya pada tahun PP Dalwa, Foto; IstimewaAwalnya ada 6 orang santri yang belajar di rumah sewa di Kota Bangil, Kabupaten sarana dan prasarana yang sangat sederhana para santri tersebut dibina langsung olehnya dan Habib Ahmad selanjutnya, pada tahun 1983 membuka atau menerima santri putri yang berjumlah 16 orang yang bertempat di daerah yang tempat pondok pesantren terus berpindah-pindah tempat dan sampai 11 kali kontrak rumah hingga tahun jumlah santri yang terus berkembang serta tempat rumah sewa tidak dapat menampung jumlah santri, maka pada tahun 1985 Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah pindah ke sebuah desa yang masih jarang penduduknya dan belum ada sarana listrik, tepatnya di Desa Raci, Kecamatan santri pada waktu itu sebanyak 186 orang santri yang terdiri dari 142 orang santri putra dan 48 orang santri putri sekarang sekitar 7500 Santri & santriwati pada tahun 2017.Setelah Ustad Hasan bin Ahmad Baharun wafat pada 8 Shafar 1420 H atau 23 Mei 1999, pondok ini kemudian disasuh oleh salah satu anaknya, yakni Habib Zain bin Hasan bin Ahmad Baharun yang merupakan murid asuhan Almarhum Buya Habib Muhammad bin Alawi bin Abbas saat ini lahan yang ada telah mencapai kurang lebih 4 Ha dan telah hampir terisi penuh oleh bangunan sarana pendidikan dan asrama santri dengan jumlah santri sekitar 1500 yang berasal dari 30 propinsi di Indonesia, negara-negara Asia Tenggara dan Saudi dibina oleh tidak kurang 100 orang guru dengan lulusan/alumni dalam dan luar negeri. Ditambah dengan pembantu yang diikutkan belajar sebanyak sekitar 95 orang .Sebelum Habib Hasan Baharun Wafat, beliau juga selalu menasehati santri-santrinya untuk selalu berbicara bahasa arab dengan niat mengikuti ittiba’ dan meneruskan bahasa yang keluar dari mulut Nabi Muhammad bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an yang suci dan bahasa ahli surga. Semangatnya dalam mensyiarkan bahasa Arab tertanam sejak berusia selalu berpindah-pindah dari pesantren ke pesantren lain, dari madrasah ke madrasah selalu memperkenalkan kepada para pelajar cara belajar bahasa arab dengan mudah dan gampang di mengerti serta di pahami terutama bagi para pengajaran nya beliau selalu memperkenalkan yang pertama kali adalah isim, fiil dan huruf. Beliau selalu berkata,” Bahwa bahasa arab tidak keluar dari tiga unsur diatas, itu semua dilakukan agar orang-orang gemar dan tidak merasa sulit dalam belajar bahasa Arab.”“Semoga kita bisa mengambil Hikmah dari Profil singkat Habib Hasan Baharun, Amin – Ayo Santri”Membaca sejarah para ulama, termasuk Sejarah Habib hasan Baharun ini diharapkan dapat kita jadikan teladan, khususnya di masa yang krisis dengan keteladanan ini. semoga dari

keluarga habib hasan baharun